Latest News

Renungan Untuk Perempuan

Posted by Lathifatuz Zahroh Minggu, 26 Desember 2010, under | 0 komentar

Wanita solehah tidak boleh sembarangan mencintai lelaki. Lelaki yang paling wajar dicintai oleh wanita solehah ialah Nabi Muhammad SAW.

Ini kerana Nabi Muhammad SAW adalah pembela nasib kaum wanita. Baginda telah mengangkat martabat kaum wanita daripada diperlakukan dengan kehinaan pada zaman jahiliyah, khususnya oleh kaum lelaki.

Ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW juga berjaya menyempurnakan budi pekerti kaum lelaki. Ini membawa keuntungan kepada kaum wanita kerana mereka mendapat kebebasan dalam kawalan dan perlindungan keselamatan oleh kaum lelaki. Iaitu dengan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW menjadikan bapa atau suami mereka berbuat baik dan bertanggungjawab ke atas keluarganya.

Demikian juga dengan kedatangan Rasulullah SAW telah menjadikan anak-anak tidak lupa untuk berbakti kepada ibu mereka, cthnya seperti Uwais Al-Qarni. Salah satu tanda kasih Baginda SAW terhadap kaum wanita ialah dengan berpesan kepada kaum lelaki agar berbuat baik kepada wanita, khususnya ahli keluarga mereka. Rasulullah SAW sendiri menjadikan diri dan keluarga baginda suri teladan kepada kaum lelaki untuk bagaimana berbuat baik dan memuliakan kaum wanita.

Rasulullah SAW bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan yang berbuat baik kepada ahli keluarganya.” (Riwayat Abu Daud dan Tirmizi) Lagi sabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik terhadap keluarganya; dan aku adalah yang terbaik dari kamu terhadap keluargaku. Orang yang memuliakan kaum wanita adalah orang yang mulia, dan orang yang menghina kaum wanita adalah orang yang tidak tahu budi.” (Riwayat Abu ‘Asakir) Tapi betul ke wanita solehah itu lebih baik daripada bidadari syurga?

Daripada Umm Salamah, isteri Nabi SAW, katanya(di dalam sebuah hadis yang panjang): Aku berkata, “Wahai Rasulullah! Adakah wanita di dunia lebih baik atau bidadari?” Baginda menjawab, “Wanita di dunia lebih baik daripada bidadari sebagaimana yang zahir lebih baik daripada yang batin.” Aku berkata, “Wahai Rasulullah! Bagaimanakah itu?”

Baginda menjawab, “Dengan solat, puasa dan ibadat mereka kepada Allah, Allah akan memakaikan muka-muka mereka dengan cahaya dan jasad mereka dengan sutera yang berwarna putih,berpakaian hijau dan berperhiasan kuning….(hingga akhir hadis)” (riwayat al-Tabrani) Terkejut bila membaca hadis ni dan ingin berkongsi bersama rakan-rakan lain. Sungguh tinggi darjat wanita solehah, sehingga dikatakan lebih baik daripada bidadari syurga. Semoga hadis ini menjadi inspirasi bagi kita semua dalam memperbaiki diri agar menjadi lebih baik daripada bidadari syurga.

InsyaAllah.. Tapi, bagaimana yang dikatakan wanita solehah itu?Ikuti kisah berikut, semoga kita sama-sama beroleh pengajaran. Seorang gadis kecil bertanya ayahnya “ayah ceritakanlah padaku perihal muslimah sejati?”

Si ayah pun menjawab “anakku,seorang muslimah sejati bukan dilihat dari kecantikan dan keayuan wajahnya semata-mata.wajahnya hanyalah satu peranan yang amat kecil,tetapi muslimah sejati dilihat dari kecantikan dan ketulusan hatinya yang tersembunyi.itulah yang terbaik”

Si ayah terus menyambung “muslimah sejati juga tidak dilihat dari bentuk tubuh badannya yang mempersona,tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya yang mempersona itu.muslimah sejati bukanlah dilihat dari sebanyak mana kebaikan yang diberikannya ,tetapi dari keikhlasan ketika ia memberikan segala kebaikan itu.

muslimah sejati bukanlah dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.muslimah sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa,tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara dan berhujah kebenaran” Berdasarkan ayat 31,surah An Nurr,Abdullah ibn abbas dan lain-lainya berpendapat. Seseorang wanita islam hanya boleh mendedahkan wajah,dua tapak tangan dan cincinnya di hadapan lelaki yang bukan mahram(As syeikh said hawa di dalam kitabnya Al Asas fit Tasir) “Janganlah perempuan -perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga menghairahkan orang yang ada perasaan dalam hatinya,tetapi ucapkanlah perkataan yang baik-baik”(surah Al Ahzab:32)“ lantas apa lagi ayah?”

sahut puteri kecil terus ingin tahu. “ketahuilah muslimah sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian grand tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya melalui apa yang dipakainya.Muslimah sejati bukan dilihat dari kekhuwatirannya digoda orang di tepi jalanan tetapi dilihat dari kekhuwatirannya dirinyalah yang mengundang orang tergoda.

Muslimah sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani tetapi dilihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa redha dan kehambaan kepada TUHAN nya,dan ia sentiasa bersyukur dengan segala kurniaan yang diberi” “dan ingatlah anakku muslimah sejati bukan dilihat dari sifat mesranya dalam bergaul tetapi dilihat dari sejauh mana ia mampu menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul”

Setelah itu si anak bertanya”Siapakah yang memiliki criteria seperti itu ayah?Bolehkah saya menjadi sepertinya?mampu dan layakkah saya ayah?” Si ayah memberikan sebuah buku dan berkata”pelajarilah mereka!supaya kamu berjaya nanti.INSYA ALLAH kamu juga boleh menjadi muslimah sejati dan wanita yang solehah kelak,malah semua wanita boleh” Si anak pun segera mengambil buku tersebut lalu terlihatlah sebaris perkataan berbunyi ISTERI RASULULLAH. “Apabila seorang perempuan itu solat lima waktu ,puasa di bulan ramadhan ,menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya,maka masuklah ia ke dalam syurga dari pintu-pintu yang ia kehendakinya”(riwayat Al Bazzar)

Kisah Seorang Istri Yang sholehah

Posted by Lathifatuz Zahroh , under | 0 komentar

Istrinya Yaqin cantik, putih, murah senyum dan tutur katanya halus. Tetapi kecantikannya tertutup sangat rapi. Dia juga hafal Al-Qur’an di usia yang relatif sangat muda , Subhanallah…

Sejak awal menikah, ketika memasuki bulan kedelapan di usia pernikahan mereka, istrinya sering muntah-muntah dan pusing silih berganti… Awalnya mereka mengira “morning sickness” karena waktu itu istrinya hamil muda.

Akan tetapi, selama hamil bahkan setelah melahirkanpun istrinya masih sering pusing dan muntah-muntah. Ternyata itu akibat dari penyakit ginjal yang dideritanya.

Satu bulan terakhir ini, ternyata penyakit yang diderita istrinya semakin parah..

Yaqin bilang, kalau istrinya harus menjalani rawat inap akibat sakit yang dideritanya. Dia juga menyampaikan bahwa kondisi istrinya semakin kurus, bahkan berat badannya hanya 27 KG. Karena harus cuci darah setiap 2 hari sekali dengan biaya jutaan rupiah untuk sekali cuci darah.

Namun Yaqin tak peduli berapapun biayanya, yang terpenting istrinya bisa sembuh.

Pertengahan bulan Ramadhan, mereka masih di rumah sakit. Karena, selain penyakit ginjal, istrinya juga mengidap kolesterol. Setelah kolesterolnya diobati, Alhamdulillah sembuh. Namun, penyakit lain muncul yaitu jantung. Diobati lagi, sembuh… Ternyata ada masalah dengan paru-parunya. Diobati lagi, Alhamdulillah sembuh.

oOo

Suatu ketika , Istrinya sempat merasakan ada yang aneh dengan matanya. “Bi, ada apa dengan pandangan Ummi?? Ummi tidak dapat melihat dengan jelas.” Mereka memang saling memanggil dengan “Ummy” dan ” Abi” . sebagai panggilan mesra. “kenapa Mi ?” Yaqin agak panik “Semua terlihat kabur.” Dalam waktu yang hampir bersamaan, darah tinggi juga menghampiri dirinya… Subhanallah, sungguh dia sangat sabar walau banyak penyakit dideritanya…

Selang beberapa hari, Alhamdulillah istri Yaqin sudah membaik dan diperbolehkan pulang.

Memasuki akhir Ramadhan, tiba-tiba saja istrinya merasakan sakit yang luar biasa di bagian perutnya, sangat sakiiit. Sampai-sampai dia tidak kuat lagi untuk melangkah dan hanya tergeletak di paving depan rumahnya.

oOo

“Bi, tolong antarkan Ummi ke rumah sakit ya..” pintanya sambil memegang perutnya…

Yaqin mengeluh karena ada tugas kantor yang harus diserahkan esok harinya sesuai deadline. Akhirnya Yaqin mengalah. Tidak tega rasanya melihat penderitaan yang dialami istrinya selama ini.

Sampai di rumah sakit, ternyata dokter mengharuskan untuk rawat inap lagi. Tanpa pikir panjang Yaqin langsung mengiyakan permintaan dokter.

“Bi, Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an, tapi penglihatan Ummi masih kabur. Ummi takut hafalan Ummi hilang.”

“Orang sakit itu berat penderitaannya Bi. Disamping menahan sakit, dia juga akan selalu digoda oleh syaitan. Syaitan akan berusaha sekuat tenaga agar orang yang sakit melupakan Allah. Makanya Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an agar selalu ingat Allah.

Yaqin menginstal ayat-ayat Al-Qur’an ke dalam sebuah handphone. Dia terharu melihat istrinya senang dan bisa mengulang hafalannya lagi, bahkan sampai tertidur. Dan itu dilakukan setiap hari.

“Bi, tadi malam Ummi mimpi. Ummi duduk disebuah telaga, lalu ada yang memberi Ummi minum. Rasanya enaaak sekali, dan tak pernah Ummi rasakan minuman seenak itu. Sampai sekarangpun, nikmatnya minuman itu masih Ummi rasakan”

“Itu tandanya Ummi akan segera sembuh.” Yaqin menghibur dirinya sendiri, karena terus terang dia sangat takut kehilangan istri yang sangat dicintainya itu.

Yaqin mencoba menghibur istrinya. “Mi… Ummi mau tak belikan baju baru ya?? Mau tak belikan dua atau tiga?? Buat dipakai lebaran.”

“Nggak usah, Bi. Ummi nggak ikut lebaran kok” jawabnya singkat. Yaqin mengira istrinya marah karena sudah hampir lebaran kok baru nawarin baju sekarang.

“Mi, maaf. Bukannya Abi nggak mau belikan baju. Tapi Ummi tahu sendiri kan, dari kemarin-kemarin Abi sibuk merawat Ummi.”

“Ummi nggak marah kok, Bi. Cuma Ummi nggak ikut lebaran. Nggak apa-apa kok Bi.”

”Oh iya Mi, Abi beli obat untuk Ummi dulu ya…??” Setelah cukup lama dalam antrian yang lumayan panjang, tiba-tiba dia ingin menjenguk istrinya yang terbaring sendirian. Langsung dia menuju ruangan istrinya tanpa menghiraukan obat yang sudah dibelinya.

oOo

Tapi betapa terkejutnya dia ketika kembali . Banyak perawat dan dokter yang mengelilingi istrinya.

“Ada apa dengan istriku??.” tanyanya setengah membentak. “Ini pak, infusnya tidak bisa masuk meskipun sudah saya coba berkali-kali.” jawab perawat yang mengurusnya.

Akhirnya, tidak ada cara lain selain memasukkan infus lewat salah satu kakinya. Alat bantu pernafasanpun langsung dipasang di mulutnya.

Setelah perawat-perawat itu pergi, Yaqin melihat air mata mengalir dari mata istrinya yang terbaring lemah tak berdaya, tanpa terdengar satu patah katapun dari bibirnya.

“Bi, kalau Ummi meninggal, apa Abi akan mendoakan Ummi?” “Pasti Mi… Pasti Abi mendoakan yang terbaik untuk Ummi.” Hatinya seakan berkecamuk. “Doanya yang banyak ya Bi” “Pasti Ummi” “Jaga dan rawat anak kita dengan baik.”

Tiba-tiba tubuh istrinya mulai lemah, semakin lama semakin lemah. Yaqin membisikkan sesuatu di telinganya, membimbing istrinya menyebut nama Allah. Lalu dia lihat kaki istrinya bergerak lemah, lalu berhenti. Lalu perut istrinya bergerak, lalu berhenti. Kemudian dadanya bergerak, lalu berhenti. Lehernya bergerak, lalu berhenti. Kemudian matanya…. Dia peluk tubuh istrinya, dia mencoba untuk tetap tegar. Tapi beberapa menit kemudian air matanya tak mampu ia bendung lagi…

Setelah itu, Yaqin langsung menyerahkan semua urusan jenazah istrinya ke perawat. Karena dia sibuk mengurus administrasi dan ambulan. Waktu itu dia hanya sendiri, kedua orang tuanya pulang karena sudah beberapa hari meninggalkan cucunya di rumah. Setelah semuanya selesai, dia kembali ke kamar menemui perawat yang mengurus jenazah istrinya.

“Pak, ini jenazah baik.” kata perawat itu. Dengan penasaran dia balik bertanya. “Dari mana ibu tahu???” “Tadi kami semua bingung siapa yang memakai minyak wangi di ruangan ini?? Setelah kami cari-cari ternyata bau wangi itu berasal dari jenazah istri bapak ini.” “Subhanalloh…”

Tahukah sahabatku,… Apa yang dialami oleh istri Yaqin saat itu? Tahukah sahabatku, dengan siapa ia berhadapan? Kejadian ini mengingatkan pada suatu hadits

“Sesungguhnya bila seorang yang beriman hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Wajah mereka putih bercahaya bak matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga. Selanjutnya mereka akan duduk sejauh mata memandang dari orang tersebut. Pada saat itulah Malaikat Maut ‘alaihissalam menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata: “Wahai jiwa yang baik, bergegas keluarlah dari ragamu menuju kepada ampunan dan keridhaan Allah”. Segera ruh orang mukmin itu keluar dengan begitu mudah dengan mengalir bagaikan air yang mengalir dari mulut guci. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejap pun berada di tangan Malaikat Maut. Para malaikat segera mengambil ruh orang mukmin itu dan membungkusnya dengan kain kafan dan wewangian yang telah mereka bawa dari surga. Dari wewangian ini akan tercium semerbak bau harum, bagaikan bau minyak misik yang paling harum yang belum pernah ada di dunia. Selanjutnya para malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke langit. Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya, melainkan mereka akan bertanya: “Ruh siapakah ini, begitu harum.” Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah dipanggil dengannya).” (HR Imam Ahmad, dan Ibnu Majah). oOo

“Sungguh sangat singkat kebersamaan kami di dunia ini , akan tetapi sangat banyak bekal yang dia bawa pulang. Biarlah dia bahagia di sana” Air matapun tak terasa mengalir deras dari pipi Yaqin.


Ulama Sepakat : Haram Mengucapkan Selamat Natal

Posted by Lathifatuz Zahroh , under | 0 komentar

Memberi ucapan selamat kepada orang-orang kafir pada hari natal atau hari-hari besar keagamaan mereka lainnya hukumnya haram menurut kesepakatan ulama sebagaimana dinukil oleh Ibnul Qoyyim di dalam kitabnya Ahkam Ahli Adz-Dzimmah. Beliau menulis, ”Adapun memberi ucapan selamat untuk syiar-syiar khusus orang kafir, maka haram hukumnya menurut kesepakatan (ulama). Misalnya memberi ucapan selamat untuk hari-hari besar mereka atau puasa-puasa mereka dengan mengucapkan, ”semoga hari raya kalian diberkati” atau ”selamat hari raya untuk kalian”, dan ucapan semisalnya. Sekalipun pengucapnya bukan orang kafir, tetapi ucapan itu termasuk perkara-perkara yang diharamkan. Hal itu sama saja dengan memberi selamat atas sujud mereka kepada salib, bahkan lebih besar dosanya di sisi Allah subhanahu wa ta’ala dan lebih dibenci oleh-Nya daripada selamat kepada orang yang minum minuman keras, menghilangkan nyawa orang, berzina dan sebagainya.

Banyak orang yang tidak memiliki pengetahuan agama yang baik jatuh ke dalam kesalahan-kesalahan seperti itu dan tidak menyadari kejelekan perbuatannya itu. Barangsiapa memberi ucapan selamat kepada seseorang atas kemaksiatan, bid’ah, atau kekafiran yang telah dilakukannya, maka sungguh dia telah (berani) menantang kemurkaan rnAllah.

Keharaman memberi ucapan selamat kepada orang-orang kafir atas hari-hari besar keagamaan mereka seperti yang disebutkan Ibnul Qoyyim di atas disebabkan di dalam ucapan tersebut terkandung pengakuan dan kerelaan atas syiar-syiar kekafiran yang mereka anut. Kalaupun dia tidak merasa rela dengan kekafiran tersebut untuk dirinya sendiri, namun tetap saja seorang muslim diharamkan merasa rela dengan syiar-syiar kekafiran untuk orang lain atau memberi ucapan selamat kepada orang lain atas syiar-syiar kekafiran tersebut. Hal itu karena Allah subnahahu wa ta’ala tidak rela dengan tindakan seperti itu sebagaimana yang Dia sebutkan dalam firman-Nya berikut:

”Jika kaliannkafir, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman) kalian dan Dia tidak rela kekafiran bagi hamba-hamba-Nya; dan jika kalian bersyukur, niscaya Dia meridhai kesyukuran kalian itu.” (QS. Az-Zumar: 7).

”Pada hari ini, telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian dan telah Kucukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam menjadi agama kalian.” (QS. Al-Maidah: 3).

Memberi ucapan selamat kepada orang-orang kafir dalam hal-hal semacam itu adalah haram, baik mereka adalah partnernya (rekannya) dalam pekerjaan atau bukan.

Kemudian, jika mereka memberi ucapan selamat kepada kita pada hari-hari raya mereka, maka kita tidak boleh menjawabnya, karena hari-hari itu bukanlah hari-hari raya agama kita. Juga, karena Allah tidak rela dengan hari-hari raya itu. Karena bisa jadi hari raya itu bid’ah buatan mereka atau memang disyariatkan dalam agama mereka, akan tetapi telah dihapus dengan datangnya agama Islam yang diturunkan oleh Allah kepada Muhammad untuk seluruh manusia. Allah berfirman tentang agama Islam:

”Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima darinya, dan di akhirat kelak dia termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Ali Imran: 85).

Memenuhi undangan acara perayaan natal yang mereka selenggarakan adalah haram hukumnya karena hal itu lebih parah daripada sekedar mengucapkan selamat natal kepada mereka, karena berarti dia telah ikut serta dalam acara tersebut.

Kaum muslimin diharamkan juga tasyabbuh (meniru-niru) orang-orang kafir dengan mengadakan acara-acara perayaan hari natal, saling memberi hadiah atau parcel, meliburkan kerja, dan yang semisalnya berdasarkan sabda Nabi shalallahu alaihi wa salam:

”Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka”. (HR Imam Ahmad).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Iqtidha’ ash-Shirat al-Mustaqim menulis, ”Tindakan menyerupai mereka (orang-orang kafir) dalam berhari raya mengakibatkan mereka bangga dengan kebatilan yang selama ini mereka lakukan. Dan hal itu akan mendorong mereka lebih bersemangat memanfaatkan segala kesempatan yang ada dan merendahkan orang-orang yang lemah.”

Jadi, barangsiapa melakukan hal-hal tersebut berarti dia telah berdosa, baik kelakuannya itu dengan alasan basa-basi, tenggang rasa, sungkan, maupun karena alasan-alasan lainnya. Karena semua itu termasuk sikap mudahanah (mengorbankan agama untuk kepentingan dunia) dalam agama dan termasuk di antara sebab-sebab yang menguatkan dan menumbuhkan kebanggaan orang-orang kafir dengan agama mereka.

Allah-lah yang kita mintai pertolongan-Nya untuk memuliakan kaum muslimin, menganugerahkan kekukuhan dalam beragama, dan menolong mereka menghadapi musuh. Sesungguhnya Dia Maha Kuat dan Maha Perkasa. Wallahu a’lam bish shawab.

Rumah Adalah Ladang Syurga Untuk Seorang Istri

Posted by Lathifatuz Zahroh Kamis, 18 November 2010, under | 0 komentar
“…Yang dikatakan syurga itu ialah ketaatan dan kesetiaan seorang isteri terhadap Allah dan suaminya serta tanggungjawab yang dijalankannya dengan ikhlas tanpa ada sebarang rungutan atau keluhan…”

KELEBIHAN ISTERI…

Melayan suaminya dijamin masuk syurga tanpa hisab dan mengikut pintu yang disukai.

Hadis Nabi s.a.w yang bermaksud :

“Apabila seorang wanita (isteri) itu telah melakukan sembahyang 5 waktu, puasa bulan Ramadhan,menjaga maruahnya dan mentaati perintah suaminya, maka ia dijemput di akhirat supaya masuk syurga mengikut pintu mana yang ia suka mengikut pilihannya.”

“ Mana-mana wanita yang melayani suaminya, meminyak rambut suaminya, menyikat janggutnya, menggunting misainya, mengerat kukunya, maka diakhirat ia diberi minum oleh Allah daripada air syurga dan ia diringankan seksaan ketika sakaratul maut (dekat dengan mati), di dalam kubur ia perolehi taman-taman seperti taman-taman syurga dan namanya dicatit sebagai orang yang lepas daripada seksa neraka dan selamat melintasi titian Sirat tanpa menempuh kesusahan.”

Seperti mana yang diriwayatkan oleh At Tabrani mengikut hadis Rasullah s.a.w :

“…Sukakah aku beritahu siapa dan bagaimanakah sifat isterimu yang bakal ditempatkan di syurga? Jawab para sahabat : Bahkan kami suka. Sabda Rasullah s.a.w lagi : Iaitu tiap-tiap isteri yang bersifat kasih sayang dan melahirkan banyak anak. Dan apabila ia dimarahi oleh suaminya, ia menyerahkan diri untuk dihukum sehingga suaminya redha (memaafkan kesalahannya)…”

Janji Allah kepada isteri-isteri yang mengandung :

“…Apabila seorang wanita itu mengandung, Allah menjanjikan pahalanya sama seperti pahala puasa fisabilillah. Ganjaran ini tidak termasuk lagi dengan kesakitan sewaktu berrsalin, melahirkan anak, menyusu dan menjaga anak.” Janji Allah kepada isteri-isteri yang menyusukan anak-anaknya.

Menurut riwayat Al Hassan bin Sofwan, At Tabrani, Ibnu Asakir dan Salamah yang menyusu Saidina Ibrahim anak Rasullah s.a.w setiap teguk (satu sedutan) Allah akan berikan satu kebajikan dan ganjaran. Bila si ibu tadi tidak tidur kerana menjaga anaknya yang sekejap-sekejap menangis kesakitan dan sebagainya, Allah akan berinya lagi pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dalam jihad fisabilillah dengan ikhlas.

Kelebihan wanita-wanita yang mengandung :

“…Apabila seorang wanita mengandung (janin) di dalam rahimnya maka beristighfar para malaikat untuknya Allah akan mencatit baginya 1000 pahala dan kebajikan dan menghapuskan 1000 dosa.

Apabila ia sakit hendak bersalin, Allah akan mencatit lagi pahala kepadanya seimbang dengan pahala orang lelaki yang berjihad fisabililah.Apabila ia telah melahirkan anak, maka gugurlah segala dosanya dan jadilah ia bersih tanpa sebarang dosa sepertimana ia mula-mula dilahirkan oleh ibunya dahulu (seperti bayi yang baru lahir).”

Kelebihan isteri-isteri yang menjaga anak-anaknya :

“ Menjahit pakaian anak-anak, Allah mencatitkan perbuatan baik yang dilakukan sebanyak helaian benang pakaian yang dibuat dan memadamkan seratus catitan perbuatan jahat yang pernah dilakukannya. Disamping itu juga Allah akan mencatitkan baginya ganjaran sama dengan orang yang memberi makan kepada orang yang tidak berpakaian.”

“Meminyakkan rambut anak, menyikatkannya, mencuci pakaian-pakaian mereka dan memandikan anak-anak, Allah menjanjikan satu pahala besar kepada para ibu yang berbuat demikian. Allah akan mencatitkan pekerjaan baik sebanyak helaian rambut anak dan memadamkan sebanyak itu juga pekerjaan jahat serta membuatkan dirinya kelihatan berseri-seri di mata orang yang melihatnya."

EMPAT GOLONGAN WANITA YANG DIJAMIN SYURGA OLEH RASULULLAH SAW :

1. Wanita yang menjaga dirinya daripada perkara yang haram dan dia tetap berbakti kepada Allah (mematuhi hukum Allah).

2. Perempuan yang banyak keturunan (banyak anak) lagi penyabar serta menerima sahaja pemberian Allah itu serta bersabar dengan kehidupan yang serba kekurangan dan apa sahaja nafkah yang diberikan oleh suaminya.

3. Perempuan yang bersifat pemalu. Apabila suaminya keluar menjalankan tugas, dia akan menjaga mulutnya daripada berkata yang boleh mengguris hati suaminya.

4. Perempuan yang kematian suami dan ia mempunyai anak, dan dia tetap menjaga diri dan terus menerus menjaga dan mendidik anaknya yang yatim dan tidak bersedia untuk berkahwin lain kerana takut anak-anaknya itu terbiar.

“…Justeru itu, lakukanlah segala urusan rumah tangga dengan sabar, ikhlas dan bersungguh-sungguh. Terimalah hakikat bahawa Allah menjadikan wanita itu sebagai seorang isteri dan juga ibu.”

Dandanan Yang Dilarang Dalam Islam

Posted by Lathifatuz Zahroh Minggu, 14 November 2010, under | 0 komentar

Diriwayatkan daripada Ibnu Umar r.a bahwa Rasulullah S.A.W bersabda:

“Allah S.W.T mengutuk orang-orang menyambung rambut dan meminta disambungkan,juga orang yang membuat tato dan orang yang dimintakan membuat tato” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Sementara hadis lain, Rasulullah S.A.W juga pernah bersabda: Diriwayatkan daripada ‘Alqamah dari Abdullah bin Mas’ud r.a, katanya :

“Allah S.W.T mengutuk orang- orang yang membuat tato sebagai hiasan, juga orang yang meminta dibuatkan tato padanya, Orang- orang yang mengubah dan membentuk alis matanya, juga orang-orang yang meminta diubahkannya, orang- orang yang mengubah bentuk gigi untuk kelihatan lebih rapi dan kemas dengan mengubah ciptaan Allah S.W.T.”

Sebenarnya banyak hadis yang membicarakan hal ini, dengan kata lain menunjukkan bahawa perbuatan tersebut adalah diharamkan dalam islam. Oleh itu, para muslimah sama ada yang belum berkahwin atau yang sudah berkahwin hendaklah menghidari perbuatan-perbuatan yang tersebut.

Untuk memudahkan pembaca untuk memahami, saya akan senaraikan hal-hal yang diharamkan yang telah disebutkan dalam hadis tadi.

1. Mengunakan rambut palsu

2. Orang yang meminta kepada orang lain supaya rambutnya disambung dengan rambut orang lain (cemara). Atau menyambung bulu mata agar nampak lebih panjang dan lentik.

3. Membuat tato atau menusuk badan menggunakan jarum atau pisau atau benda tajam lainnya sama ada di telapak tangan, pergelangan, di bibir atau di tempat anggota tubuh yang lain hingga mengeluarkan darah yang kemudiannya menampakkan tanda disitu. Untuk menghasilkan warna hijau pada tempat yang luka, selalunya mereka menggunakan sejenis celak ataupun sejenis pewarna yang mengakibatkan ada kesan warna hijau padanya.

4. Mencukur rambut wajah supaya kelihatan licin, hal ini dikhususkan agar kening atau rambut alis mata letaknya nampak lebih tinggi ataupun supaya nampak sama agar nama lebih cantik dan menarik.

5. Merapikan gigi supaya kelihatan kemas samaada dengan menggunakan alat besi atau apa saja jenis cara agar nampak lebih cantik. Namun dalam keadaan yang memudaratkan perkara ini diharuskan dalam islam. Ia menjadi haram jika seseorang itu sudah mempunyai gigi yang kemas namun masih juga membentuknya kerana ingin nampak lebih menawan.

Kesemua yang disebutkan diatas itu adalah diharamkan oleh islam samaada orang yang meminta supaya dilakukan kepadanya atau orang yang melakukan hal tersebut kepada yang meminta kepadanya.

Begitu juga para isteri muslimah. Perkara diatas memang diharamkan. Ada sesetengah para isteri zaman ini beranggapan bila sudah kahwin, mereka boleh mencukur kening atau sebagainya kerana mendapat keizinan suami. Hakikatnya ia adalah diharamkan. Oleh itu seorang isteri seharusnya menghindari bentuk dandanan yang diharamkan dalam islam, begitu juga suami, suami yang baik tidak akan menyuruh isterinya melakukan perkara yang diharamkan dalam islam. Apabila perbuatan yang di atas tadi diharamkan islam dilakukan oleh para isteri muslimah maka menggunakan cara- cara tersebut walaupun pada suami sendiri pun diharamkan jua.

Oleh itu para muslimah juga kepda seluruh kaum muslimin, janganlah melakukan hal- hal seperti diatas tetapi perhatikanlah ajaran Allah S.W.T dan redalah, pasrahlah kepadanya kerana memang itulah yang terbak untuk kita. Setiap peraturan atau larangan yang datang dari Allah S.W.T seharusnya kita sambut dan turuti dengan baik.

*Artikel ini ditulis berpandukan buku yang bertajuk ‘Isteri Yang Membahagiakan Suami’. Muka surat 44-51.Karangan: Muhammad Abdul Halim. Cetakan 1996.*

Ungkapan Sederhana Untuk Istri Tercinta

Posted by Lathifatuz Zahroh Sabtu, 16 Oktober 2010, under | 0 komentar

Bila malam sudah beranjak mendapati Subuh, bangunlah sejenak.......

Lihatlah istri Anda yang sedang terbaring letih menemani bayi Anda.

Tataplah wajahnya yang masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan karena seharian ini, badannya tak menemukan kesempatan untuk istirahat barang sekejap, kalau saja tak ada air wudhu yang membasahi wajah itu setiap hari,barangkali sisa-sisa kecantikannya sudah tak ada lagi.

Sesudahnya,........

Bayangkanlah tentang esok hari. Di saat Anda sudah bisa merasakan betapa segar udara pagi. Tubuh letih istri Anda barangkali belum benar benar menemukan kesegarannya. Sementara dia langsung dihadapkan oleh tugas-tugas yg sdh menunggunya, membereskan rumah, memikirkan makanan apa yg hrs dihidangkan hari ini atau bahkan bersiap untuk berangkat kerja sedangkan anak-anak sebentar lagi akan meminta perhatian bundanya, membisingkan telinganya dengan tangis serta membasahi pakaiannya dengan pipis tak habis-habis. Baru berganti pakaian, sudah dibasahi pipis lagi.....

Padahal tangan istri Anda pula yang harus mencucinya.

Di saat seperti itu,....

apakah yang Anda pikirkan tentang dia????

Masihkah Anda memimpikan tentang seorang yang akan senantiasa berbicara lembut kepada anak-anaknya seperti kisah dari negeri dongeng sementara di saat yang sama Anda menuntut dia untuk menjadi istri yang penuh perhatian, santun dalam bicara, tulus dalam memilih kata serta tulus dalam menjalani tugasnya sebagai istri, termasuk dalam menjalani apa yang sesungguhnya bukan kewajiban istri tetapi dianggap sebagai kewajibannya yaitu membantu mencari nafkah.

Sekali lagi, masihkah Anda sampai hati mendambakan tentang seorang perempuan yang sempurna, yang selalu berlaku halus dan lembut???

Tentu saja saya tidak tengah mengajak Anda membiarkan istri kita membentak anak-anak dengan mata rnembelalak.

Tidak!!!

Saya hanya ingin mengajak Anda melihat bahwa tatkala tubuhnya amat letih, sementara kita tak pernah menyapa jiwanya, maka amat wajar kalau ia tidak sabar. Begitu pula manakala matanya yang mengantuk tak kunjung memperoleh kesempatan untuk tidur nyenyak sejenak, maka ketegangan emosinya akan menanjak.

Disaat itulah jarinya yang lentik bisa tiba-tiba membuat anak kita rnenjerit karena cubitannva yanq bikin sakit.

Apa artinya?

Benar,..... seorang istri shalihah memang tak boleh bermanja-manja secara kekanak-kanakan, apalagi sampai cengeng. Tetapi istri shalihah tetaplah manusia yang membutuhkan penerimaan. Ia juga butuh diakui dan dihargai meski tak pernah meminta kepada Anda. Sementara gejolak-gejolak jiwa yang memenuhi dada, butuh telinga yang mau mendengar. Kalau kegelisahan jiwanya tak pernah menemukan muaranya berupa kesediaan untuk mendengar, atau ia tak pernah Anda akui keberadaannya, maka jangan pernah menyalahkan siapa-siapa kecuali dirimu sendiri jika ia tiba-tiba meledak.

Jangankan istri kita yang suaminya tidak terlalu istimewa, istri Nabi pun pernah mengalami situasi-situasi yang penuh ledakan, meski yang membuatnya meledak-ledak bukan karena Nabi Saw, tak mau mendengar melainkan semata karena dibakar api kecemburuan. Ketika itu, Nabi Saw. hanya diam menghadapi ‘Aisyah yang sedang cemburu seraya memintanya untuk mengganti mangkok yang dipecahkan.

Alhasil,....

ada yang harus kita benahi dalam jiwa kita?

Ketika kita menginginkan ibu anak-anak kita selalu lembut dalam mengasuh, maka bukan hanya nasehat yang perlu kita berikan. Ada yang lain. Ada kehangatan yang perlu kita berikan agar hatinya tidak dingin, apalagi beku, dalam menghadapi anak-anak setiap hari. Ada juga perasaan aman dan dilindungi dalam kelangsungan hidupnya dan anak-anaknya baik secara materi dan non materi.

Ada penerimaan yang perlu kita tunjukkan agar anak-anak itu tetap menemukan bundanya sebagai tempat untuk memperoleh kedamaian, cinta dan kasih-sayang. Ada ketulusan yang harus kita usapkan kepada perasaan dan pikirannya, agar ia masih tetap memiliki energi untuk tersenyum kepada anak-anak kita. Sepenat apa pun ia.

Ada lagi yang lain:

Pengakuan dan penghargaan. Meski ia tidak pernah menuntut, tetapi mestikah kita menunggu sampai mukanya berkerut-kerut. Karenanya, marilah kita kembali ke bagian awal tulisan ini. Ketika perjalanan waktu telah melewati tengah malam, pandanglah istri Anda yang terbaring letih itu, lalu pikirkankah sejenak, tak adakah yang bisa kita lakukan sekedar untuk menqucap terima kasih atau menyatakan sayang???

Bisa dengan kata yang berbunga-bunga, bisa tanpa kata. Dan sungguh, lihatlah betapa banyak cara untuk menyatakannya. Tubuh yang letih itu, alangkah bersemangatnya jika di saat bangun nanti ada secangkir minuman hangat yang diseduh dengan dua sendok teh gula dan satu cangkir cinta.

Sampaikan kepadanya ketika matanya telah terbuka,

“Ada secangkir minuman hangat untuk istriku. Perlukah aku hantarkan untuk itu?”

Sulit melakukan ini???

Ada cara lain yang bisa Anda lakukan. Mungkin sekedar membantunya menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak, mungkin juga dengan tindakan-tindakan lain, asal tak salah niat kita. Kalau kita terlibat dengan pekerjaan di dapur, rnemandikan anak, atau menyuapi si mungil sebelum mengantarkannya ke TK, itu bukan karena gender-friendly; tetapi semata karena mencari ridha Allah.

Sebab selain niat ikhlas karena Allah, tak ada artinya apa yang kila lakukan. Kita tidak akan mendapati amal-amal kita saat berjumpa dengan Allah di yaumil-kiyamah. Alaakullihal, apa yang ingin Anda lakukan, terserah Anda.

Yang jelas,....

Ada pengakuan untuknya, baik lewat ucapan terima kasih atau tindakan yang menunjukkan bahwa dialah yang terkasih. Semoga dengan kerelaan kita untuk menyatakan terima-kasih, tak ada airmata duka yang menetes dari kedua kelopaknya. Semoga dengan kesediaan kita untuk membuka telinga baginya, tak ada lagi istri yang berlari menelungkupkan wajah di atas bantal karena merasa tak didengar.

Dan semoga pula dengan perhatian yang kita berikan kepadanya, kelak istri kita akan berkata tentang kita sebagaimana Bunda ‘Aisyah radhiyallahu anha berucap tentang suaminya,Rasulullah Saw.,

“Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku.”

Sesudah engkau puas memandangi istrimu yang terbaring letih, sesudah engkau perhatikan gurat-gurat penat di wajahnya, maka biarkanlah ia sejenak untuk meneruskan istirahatnya. Hembusan udara dingin yang mungkin bisa mengusik tidurnya, tahanlah dengan sehelai selimut untuknya. Hamparkanlah ke tubuh istrimu dengan kasih-sayang dan cinta yang tak lekang oleh perubahan.

Semoga engkau termasuk laki-laki yang mulia, sebab tidak memuliakan wanita kecuali laki-laki yang mulia.

Sesudahnya, kembalilah ke munajat dan tafakkurmu.

Marilah kita ingat kembali ketika Rasulullah Saw. berpesan tentang istri kita.

“Wahai manusia, sesungguhnya istri kalian mempunyai hak atas kalian sebagaimana kalian mempunyai hak atas mereka. Ketahuilah,”

kata Rasulullah Saw. melanjutkan,

"kalian mengambil wanita itu sebagai amanah dari Allah, dan kalian halalkan kehormatan mereka dengan kitab Allah. Takutlah kepada Allah dalam mengurus istri kalian. Aku wasiatkan atas kalian untuk selalu berbuat baik. “

Kita telah mengambil istri kita sebagai amanah dari Allah. Kelak kita harus melaporkan kepada Allah Taala bagaimana kita menunaikan amanah dari-Nya, apakah kita mengabaikannya sehingga gurat-gurat an dengan cepat rnenggerogoti wajahnya, jauh lebih awal dari usia yang sebenarnya?

Ataukah,....

kita sempat tercatat selalu berbuat baik untuk istri ???

Saya tidak tahu,....

Sebagaimana saya juga tidak tahu apakah sebagai suami saya sudah cukup baik. Jangan-jangan tidak ada sedikit pun kebaikan di mata istri. Saya hanya berharap istri saya benar-banar memaafkan kekurangan saya sebagai suami. Indahya, semoga ada kerelaan untuk menerima apa adanya.

Hanya inilah ungkapan sederhana yang kutuliskan untuknya.

Semoga Anda bisa menerima ungkapan yang lebih agung untuk istri Anda.

**(Ungkapan sederhana bagi seseorang yang pernah hadir dalam hidupku dan seseorang yang akan menjadi pendamping hidupku, walau semua yang pernah ada tersimpan dalam rangkuman bait memory lama, maafkan,....)



6 Kebutuhan dasar Pria dan Wanita

Posted by Lathifatuz Zahroh , under | 0 komentar
Dan inilah,....
enam kebutuhan mendasar pria dan wanita


Seseorang curhat diemail..... trus lanjut di Hp,
kata-katanya terdengar hopeless tapi kayaknya jamak banget kedengar

Sebenarnya apa yang bikin seseorang "click" dengan orang lain... terutama pasangan katanya kalau .....

  1. Wanita membutuhkan perhatian, dan pria membutuhkan kepercayaan.
    (Ooooo..thats way dia suka liat isi Hp kita?!?)

  2. Wanita membutuhkan pengertian, dan pria membutuhkan penerimaan.
    (Ooooo..thats way dia suka telat?!?)

  3. Wanita membutuhkan rasa hormat, dan pria membutuhkan penghargaan.
    (Ooooo..thats way dia suka cemberut jika kita ndak mau denger omelannya)

  4. Wanita membutuhkan kesetiaan, dan pria membutuhkan kekaguman.
    (Ooooo....yang ini ndak bisa dikoment lagi)

  5. Wanita membutuhkan penegasan, dan pria membutuhkan persetujuan.

  6. Wanita membutuhkan jaminan, dan pria membutuhkan dorongan
    (thats way banyak cewek cakep dapat cowok tajir)



kalu ini emang udah hukum alamnya....yo, wis... lah....
masing-masing harus "mau" menyenangkan pasangannya, yang memang berbeda

kalau mau sama
kawinin tuh cermin ato Hombreng ajee,.....

Berpuasa Sunnah 6 Hari Pada Bulan Syawal

Posted by Lathifatuz Zahroh Jumat, 17 September 2010, under | 0 komentar
Berpuasa 6 hari pada bulan Syawal setelah puasa wajib di bulan Ramadhan adalah merupakan puasa Sunnah Mustahabbah, bukan wajib. Namun puasa ini sangat disarankan kepada umat Muslim, karena kebaikan yang banyak yang ada padanya dan pahalanya yang amat besar. Barangsiapa berpuasa 6 hari pada bulan Syawal (setelah berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan) akan dicatat baginya pahala seperti dia telah berpuasa selama satu tahun penuh, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits sahih.


Abu Ayyuub (semoga Allah meridhoinya) meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata: "Barangsiapa berpuasa Ramadhan dan kemudian meneruskannya dengan 6 hari pada bulan Syawal, maka seolah-olah dia berpuasa sepanjang hidupnya." (Diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nisaa'i dan Ibn Maajah). Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menjelaskan hal ini kemudian beliau bersabda: "Barangsiapa berpuasa selama 6 hari setelah hari Raya Idhul Fitri berarti telah memenuhi tahun itu: (barangsiapa berbuat kebaikan [hasanah] akan mendapatkan 10 hasanah yang serupa dengannya)."


Berdasarkan riwayat yang lain: "Allah telah membuat untuk setiap kebaikan (hasanah) 10 kebaikan (hasanah) yang serupa, maka satu bulan berpuasa adalah sama dengan sepuluh bulan berpuasa, dan dilanjutkan dengan berpuasa 6 hari berarti telah memenuhi sepanjang tahun." (al-Nisaa'i dan Ibnu Maajah. Lihat juga Sahih al-Targhib wa'l-Tarhib, 1/421). Hal ini juga diriwayatkan oleh Ibn Khuzayman dengan kata-kata: "Berpuasa sebulan dalam bulan Ramadhan mendapatkan balasan 10 kali yang serupa, dan berpuasa selama 6 hari mendapatkan pahala bagaikan berpuasa selama 2 bulan, dan hal ini berarti berpuasa selama satu tahun penuh."


Madzab Hanbali dan Syafi'i menjelaskan bahwa puasa 6 hari pada bulan Syawal setelah berpuasa Ramadhan membuatnya seolah-olah seseorang telah berpuasa selama satu tahun penuh, karena pelipatganda-an pahala berlaku pula terhadap puasa-puasa sunnah, karena setiap kebaikan (hasanah) di hitung sebagai 10 hasanah.


Hal lain yang menunjukkan pentingnya puasa 6 hari pada bulan Syawal adalah bahwa puasa sunnah ini akan menutup kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi dalam puasa di bulan Ramadhan, karena tidak seorangpun yang terbebas dari kelemahan-kelemahan yang boleh jadi berpengaruh pada puasanya. Pada hari berbangkit, amalan-amalan sunnah akan diperhitungkan untuk mengejar kelemahan-kelemahan dalam amalan-amalan wajib, sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Yang pertama kali akan dihisab pada hari berbangkit adalah Shalat. Robb kita, Yang Maha Mulia dan Maha Agung, akan berkata kepada malaikat-malaikat-Nya - meskipun Dia Maha Tahu - 'Periksalah sholat hamba-Ku, apakah sempurna ataukah tidak.' Apabila sempurna, akan dicatat sebagai sempurna, dan apabila ada kekurangannya, Dia akan berfirman, 'Periksa dan lihatlah apakah hamba-Ku telah melakukan sholat-sholat sunnah.' Jika dia telah melakukan sholat-sholat sunnah, (Allah) akan berfirman, Sempurnakan amalan wajib hamba-Ku dengan amalan-amalan sunnahnya.' Kemudian semua amalannya akan dihitung dengan cara yang sama." (diriwayatkan oleh Abu dawud). Wallahu a'lam bishawab.


PS:
(*Tentu amatlah tidak pantas bagi kita untuk "berhitung" atas pahala yang Allah berikan terhadap amalan kita.... karena sesungguhnya Nikmat dan Karunia Allah yang turun kepada kita tiadalah terhitung banyaknya. Namun mudah-mudahan apa yang disampaikan di atas membuat kita berlomba-lomba untuk melakukan ibadah sunnah disamping mengerjakan yang wajib.
**Bagi ukhti....puasa sunnah hanya bisa dijalankan apabila yang wajib telah terpenuhi... maka marilah bergegas untuk "melunasi" hutang puasa apabila ada... sehingga Insya Allah masih mendapat kesempatan untuk memenuhi puasa sunnah 6 hari di bulan Syawal ini.
***Mohon apabila ada di antara saudaraku di PESAN ini yang mendapatkan adanya hadits yang tidak sahih dari antara tulisan-tulisan yang saya postingkan ke PESAN ini, yang barangkali karena kekhilafan saya, sudilah kiranya segera menyampaikan pembenarannya kepada saya, jazzakumullah. Semoga Allah Yang Maha Pengampun mengampuni kekhilafan-kekhilafan saya, amien.)


(Sumber: Diterjemahkan dari Alharamain Monthly Online Newsletter, vol. 5 issue 11)

Perkara Sebelum Tidur( Tafsir Haqqi )

Posted by Lathifatuz Zahroh Kamis, 12 Agustus 2010, under | 0 komentar
Rasulullah berpesan kepada Aisyah ra : "Ya Aisyah jangan engkau tidur
sebelum melakukan empat perkara, yaitu :
1.Sebelum khatam Al Qur'an,
2.Sebelum membuat para nabi memberimu syafaat di hari akhir,
3. Sebelum para muslim meridloi kamu,
4. Sebelum kaulaksanakan haji dan umroh....


Bertanya Aisyah :
"Ya Rasulullah.... Bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika?"

Rasul tersenyum dan bersabda :
"Jika engkau tidur bacalah : Al Ikhlas tigakali seakan-akan kau
mengkhatamkan Al Qur'an.

Bismillaahirrohmaanirrohiim,
Qulhualloohu ahad' Alloohushshomad' lam yalid walam yuulad' walam yakul
lahuu kufuwan ahad' ( 3 x )


Membacalah sholawat untukKu dan para nabi sebelum aku, maka kami semua akan
memberi syafaat di hari kiamat.

Bismillaahirrohmaanirrohiim, Alloohumma shollii 'alaa syaidinaa Muhammad
wa alaa aalii syaidinaa Muhammad ( 3 x )


Beristighfarlah untuk para muslimin maka mereka akan meredloi kamu.

Astaghfirulloohal adziim aladzii laa ilaaha illaa
huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih (3x )



Dan,perbanyaklah bertasbih, bertahmid, bertahlil,bertakbir maka
seakan-akankamu telah melaksanakan ibadah haji dan umroh"

Bismillaahirrohmaanirrohiim,
Subhanalloohi Walhamdulillaahi walaailaaha illalloohu alloohu akbar(3 x )

Yuk kita amalkan...
Renung-renungkan dan selamat beramal...

10 Wasiat Untuk Isteri

Posted by Lathifatuz Zahroh Selasa, 13 Juli 2010, under | 0 komentar
Istri memegang peranan yang sangat penting dalam istana keluarganya. Maka ia dituntut untuk memahami peranan tersebut lalu mengaplikasikannya dalam kehidupan berkeluarga.



Berikut ada beberapa wasiat untuk mereka yang berhasrat menjadi istri yang mendambakan keluarga bahagia. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin.


  1. Takwa kepada Allah dan menjauhi maksiat
    Bila engkau ingin kesengsaraan bersarang di rumahmu dan bertunas, maka bermaksiatlah kepada Allah. Sesungguhnya kemaksiatan menghancurkan negeri dan menggoncang kerajaan. Oleh karena itu jangan engkau goncangkan rumahmu dengan berbuat maksiat kepada Allah.

    Wahai hamba Allah.... jagalah Allah maka Dia akan menjagamu beserta keluarga dan rumahmu. Sesungguhnya ketaatan akan mengumpulkan hati dan mempersatukannya, sedangkan kemaksiatan akan mengoyak hati dan menceraiberaikan keutuhannya. Karena itulah, salah seorang wanita shalihah jika mendapatkan sikap keras dan berpaling dari suaminya, ia berkata:

    ”Aku mohon ampun kepada Allah.... itu terjadi karena perbuatan tanganku (kesalahanku)....”

      Maka hati-hatilah wahai saudariku muslimah dari berbuat maksiat, khususnya:

    1. -Meninggalkan shalat atau mengakhirkannya atau menunaikannya dengan cara yang tidak benar.

    2. -Duduk di majlis ghibah dan namimah, berbuat riya dan sum’ah.

    3. -Menjelekkan dan mengejek orang lain.
      Allah berfirman,
      “Wahai orang-orang yang briman janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang menolok-olokkan) dan janganlah wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan)”
      (QS. Al Hujurat: 11).

    4. -Keluar menuju pasar tanpa kepentingan yang sangat mendesak dan tanpa didampingi mahram. Rasulullah bersabda:
      ”Negeri yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya”
      (HR. Muslim).

    5. -Mendidik anak dengan pendidikan barat atau menyerahkan pendidikan anak kepada para pambantu dan pendidik-pendidik yang kafir.

    6. -Meniru wanita-wanita kafir.
      Rasulullah bersabda:
      ”Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka”
      (HR. Imam Ahmad dan Abu Daud serta dishahihkan Al-Albany).

    7. -Membiarkan suami dalam kemaksiatannya. -Tabarruj (pamer kecantikan) dan sufur (membuka wajah).

    8. -Membiarkan sopir dan pembantu masuk ke dalam rumah tanpa kepentingan yang mendesak.


  2. Berupaya mengenal dan memahami suami
    Hendaknya engkau berupaya memahami suamimu. Apa –apa yang ia sukai, berusahalah memenuhinya dan apa-apa yang ia benci, berupayalah untuk menjauhinya dengan catatan selama tidak dalam perkara maksiat kepada Allah karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al-Khalik (Allah ‘Azza Wajalla).








  3. Ketaatan yang nyata kepada suami dan bergaul dengan baik.
    Sesungguhnya hak suami atas istrinya itu besar.
    Rasulullah bersabda:
    ”Seandainya aku boleh memerintahkanku seseorang sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya”
    (HR. Imam Ahmad dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albany).


    Hak suami yang pertama adalah ditaati dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah dan baik dalam bergaul dengannya serta tidak mendurhakainya.
    Rasulullah bersabda:
    ”Dua golongan yang shalatnya tidak akan melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia kembali dan istri yang durhaka kepada suaminya hingga ia kembali”
    (HR. Thabrani dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albany).


    Ketahuilah, engkau termasuk penduduk surga dengan izin Allah, jika engkau bertakwa kepada Allah dan taat kepada suamimu. Dengan ketaatanmu pada suami dan baiknya pergaulanmu terhadapnya, engkau akan menjadi sebaik-baik wanita (dengan izin Allah).


  4. Bersikap qanaah (merasa cukup)
    Kami meninginkan wanita muslimah ridha dengan apa yang diberikan untuknya baik itu sedikit ataupun banyak. Maka janganlah ia menuntut di luar kesanggupan suaminya atau meminta sesuatu yang tidak perlu. Renungkanlah wahai saudariku muslimah, adabnya wanita salaf radhiallahu ‘anhunna... Salah seorang dari mereka bila suaminya hendak keluar rumah ia mewasiatkan satu wasiat kepadanya.

    Apakah itu???

    Ia berkata pada suaminya:
    ”Hati-hatilah engkau wahai suamiku dari penghasilan yang haram, karena kami bisa bersabar dari rasa lapar namun kami tidak bisa bersabar dari api neraka...”



  5. Baik dalam mengatur urusan rumah tangga
    Seperti mendidik anak-anak dan tidak menyerahkannya pada pembantu, menjaga kebersihan rumah dan menatanya dengan baik dan menyiapkan makan pada waktunya. Termasuk pengaturan yang baik adalah istri membelanjakan harta suaminya pada tempatnya (dengan baik), maka ia tidak berlebih-lebihan dalam perhiasan dan alat-alat kecantikan.


  6. Baik dalam bergaul dengan keluarga suami dan kerabat-kerabatnya Khususnya dengan ibu suami sebagai orang yang paling dekat dengannya. Wajib bagimu untuk menampakkan kecintaan kepadanya, bersikap lembut, menunjukkan rasa hormat, bersabar atas kekeliruannya dan engkau melaksanakan semua perintahnya selama tidak bermaksiat kepada Allah semampumu.


  7. Menyertai suami dalam perasaannya dan turut merasakan duka cita dan kesedihannya.
    Jika engkau ingin hidup dalam hati suamimu, maka sertailah ia dalam duka cita dan kesedihannya. Renungkanlah wahai saudariku kedudukan Ummul Mukminin, Khadijah radhiallahu ‘anha, dalam hati Rasulullah walaupun ia telah meninggal dunia.. Kecintaan beliau kepada Khadijah tetap bersemi sepanjang hidup beliau, kenangan bersama Khadijah tidak terkikis oleh panjangnya masa. Bahkan terus mengenangnya dan bertutur tentang andilnya dalam ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi.

    Seorangpun tidak akan lupa perkataannya yang masyur sehingga menjadikan Rasulullah merasakan ketenangan setelah terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati ketika turun wahyu pada kali pertama:
    ” Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selamanya. Karena sungguh engkau menyambung silaturahmi, menaggung orang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran”.
    (HR. Mutafaq alaihi, Bukhary dan Muslim).


  8. Bersyukur (berterima kasih) kepada suami atas kebaikannya dan tidak melupakan keutamaannya.
    Wahai istri yang mulia! Rasa terima kasih pada suami dapat kau tunjukkan dengan senyuman manis di wajahmu yang menimbulkan kesan di hatinya, hingga terasa ringan baginya kesulitan yang dijumpai dalam pekerjaannya. Atau engkau ungkapkan dengan kata-kata cinta yang memikat yang dapat menyegarkan kembali cintamu di hatinya. Atau memaafkan kesalahan dan kekurangannya dalam menunaikan hak-hakmu dengan membandingkan lautan keutamaan dan kebaikannya kepadamu.







  9. Menyimpan rahasia suami dan menutupi kekurangannya (aibnya).
    Istri adalah tempat rahasia suami dan orang yang paling dekat dengannya serta paling tahu kekhususannya. Bila menyebarkan rahasia merupakan sifat yang tercela untuk dilakukan oleh siapapun, maka dari sisi istri lebih besar dan lebih jelek lagi. Saudariku, simpanlah rahasia-rahasia suamimu, tutuplah aibnya dan jangan engkau tampakkan kecuali karena maslahat yang syar’I seperti mengadukan perbuatan dhalim kepada Hakim atau Mufti atau orang yang engkau harapkan nasehatnya.


  10. 10.Kecerdasan dan kecerdikan serta berhati-hati dari kesalahan.
    Termasuk kesalahan adalah:
    Seorang istri menceritakan dan menggambarkan kecantikan sebagian wanita yang dikenalnya kepada suaminya. Padahal Rasulullah telah melarang hal itu dalam sabdanya:

    ”Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain lalu mensifatkan wanita itu kepada suaminya sehingga seakan-akan suaminya melihatnya”
    (HR. Bukhary dalam An-Nikah).







Adapted from :
Rumah tangga tanpa problema, Syaikh Mazin Bin Abdul Karim Al- Farih.
“Untuk para istri yang berhasrat menjadi penyejuk hati dan mata suaminya.

Semoga Allah memeliharamu dalam naungan kasih sayang dan rahmatNya. Amin.”

Cara Ampuh Mengatasi Takut Nikah

Posted by Lathifatuz Zahroh Minggu, 04 Juli 2010, under | 0 komentar


Di akhir jaman ini tak sedikit laki-laki yang lebih takut kepada calon mertua dari pada takut kepada Allah SWT. Contohnya berani pacaran (mendekati zina) tetapi takut melamar(meminang) apalagi nikah.

Laki laki yang belum punya penghasilah tetap, masih sekolah atau masiih kuliah banyak yang sudah berani pacaran mendekati zina. Efeknya banyak yang hamil di luar nikah. Hamil diluar nikah dosanya tidak akan diampuni hanya dengan bertanggung jawab menikahi lalu tobat.

Tobat pasti diterima Allah SWT, namun hukuman harus tetap dijalankan, baru dosanya terhapus, bila tidak, akibatnya seperti sekarang, banyak anak muda yang gampang berzina karena hukumannya tidak ada, cukup tobat lalu tanggung jawab.

Kata anak muda sekarang “Enak bener......choy!!!”

Padahal hukuman Zina lebih berat daripada hukuman mati bagi pembunuh.
Buat pembunuh bila terbukti membunuh, maka harus mendapat Hukuman mati: sekali potong leher sampai putus, dalam hitungan menit sudah hilang sakitnya karena langsung mati.

tetapi untuk bujangan/gadis yang berzina/ sex diluar nikah mendapat hukuman: dicambuk asli 100 kali (mungkin dalam cambukan ke-50 bisa mati, bila fisiknya tidak kuat), buat yg sudah nikah tapi berzina, hukumannya: dirajam / dilempari batu beramai ramai sampai mati (mungkin 1-2 hari belum tentu mati), dan di depan umum.

Bila pezina tersebut sudah menjalani hukuman, baru dosanya dihapus, bila mati bisa langsung ke surga (karena dosa sudah terhapus dan suci).

Jalan keluar buat yang hobby pacaran/mendekati zina tapi takut menikah: ialah kenali dulu penyebabnya, dan menghilangkan penyebab takut menikah.

Penyebab penakut tidak pada tempatnya (termasuk takut nikah):


* 1. Lemah iman sebagai Penyebab Utama
* 2. Lemah Fisik
* 3. Lemah Ekonomi

Cara Jitu menghilangkan takut nikah ialah

1. Kuatkan iman (aqidah), Tidak ada cara lain, caranya?, ya menuntut ilmu agama ISLAM dong....., Rajin ikut pengajian Rutin di masjid-masjid atau di majlis taklim yang sesuai Alquran dan sunnah..

Contoh ciri-ciri lemah iman:
mau ngomong ke calon mertua nggak berani,
mau melamar takut ditolak,
minder di depan calon mertua.

Padahal pacarannya sudah mendekati zina. (pacaran memang mendekati zina bahkan ada pacaran yg sudah Zina betulan)

Untuk para pemuda yang kuat iman, mereka justru takut pacaran, cukup berkenalan /ta’aruf dan bila merasa cocok, pemuda yang beriman kuat akan berani melamar/ngomong ke calon mertua walaupun belum kerja tetap, namun tetap berpenghasilan (karena belum bekerja tetap bukan berarti pengangguran/pemalas lho....)

Tunjukkan ke calon mertua bahwa kita laki laki yang rajin, bertanggung jawab, dan tetap ada penghasilan (rajin berkarya apa saja: contoh: membuat makanan lalu dijual, melukis, beternak, membuat kerajinan) walaupun belum kerja tetap.

Pikirkan: kalau berani melawan Allah SWT mengapa takut pada calon mertua??? Na’uzdubillah min dzalik.

Tanamkan di pikiran: “berani bicara/melamar pd manusia dan takut pada Allah SWT”

2. Kuatkan fisik
Ada kemungkinan laki laki takut menikah karena merasa “lemah fisik” sehingga bisa menyebabkan setengah impoten (“kurang keras”) atau impoten penuh (nafsu besar “tenaga” kurang), Sehingga menimbulkan rasa was was, apakah mampu di saat malam pertama ,” tapi bagaimana nih, nafsu pacaran sudah sangat tinggi”.

Maka dari itu daripada disangka lemah, lebih baik segera nikah dengan cara berani melamar sambil melakukan penguatan iman dan fisik.

Jalan keluarnya ialah
menjaga kesehatan,
berobat bila ada gangguan fisik,
olah raga min 1x seminggu @1 jam.

Dengan kekuatan fisik dan iman kita menjadi lebih PD (percaya diri) dalam mencari duit dan menikah. Tidak mau kalah dengan orang yang sakit namun mampu menjadi kaya harta.

3. Kuatkan Ekonomi
Walaupun masih sekolah, kuliah atau belum kerja di Kantor. Seorang muslim laki laki harus tetap berpenghasilan. Pekerjaan boleh tidak tetap, tapi yang penting tetap berpenghasilan, lewat cara apa saja yang penting halal. Mulai dari hobby, dan mulai dari kecil.

Contoh:
· buat yang hoby beternak ayam/bebek tinggal ditekuni, ayam dan telurnya dijual.
· Buat yang hobby corat coret: buatlah komik islami, kerja sama dengan orang yang hobby menulis cerita
· Yang Hobby Masak, Bikin Kue yang belum ada di pasaran, atau modifikasi yang sudah ada
· Dan masih banyak lagi, cari saja deh ide di toko buku, insya Allah pasti dapat. Ilmu Allah SWT sangat luas

Tekuni terus hobby anda dan jangan terlalu sering pindah-pindah bidang hobby atau pekerjaan. 1-3th insya Allah pasti sukses....

Kesimpulan
Anda mampu mengukur diri anda, bila anda merasa belum mampu, jangan pacaran dong, bila belum ada niat menikah jangan pacaran (karena pacaran hanya menambah dosa

Bila sulit mengendalikan nafsu namun anda merasa belum Mampu dan merasa belum berani menikah, maka anda harus puasa untuk meredam/mengendalikan nafsu syahwat. (sesuai sabda nabi Muhammad SAW)

Kalau sudah terlanjur:

* telanjur pacaran,
* terlanjur sayang apalagi cinta yang mendekati zina,
* dan puasa pun tidak mampu,


anda harus coba 3 cara di atas. segera nikah tawakkal, insya Allah tidak kelaparan. Rezqi untuk makan sudah dijamin.

19 Keistimewaan Perempuan Menurut Hadits.

Posted by Lathifatuz Zahroh Selasa, 22 Juni 2010, under | 0 komentar
1. Doa wanita itu lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah SAW akan hal tersebut, jawab baginda , ” Ibu lebih penyayang daripada bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.”

2. Wanita yang salehah (baik) itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang saleh.

3. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang senantiasa menangis karena takut akan Allah .Dan orang yang takut akan Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

4. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah saw di dalam syurga);

5. Barangsiapa membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya) maka pahalanya seperti melakukan amalan bersedekah.Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki.

6. Surga itu di bawah telapak kaki ibu;

7. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta sikap bertanggungjawab, maka baginya adalah surga.

8. Apabila memanggil akan dirimu dua orang ibu bapakmu, maka jawablah panggilan ibumu terlebih dahulu.

9. Daripada Aisyah r.a.” Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.

10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutuplah pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu surga. Masuklah dari mana saja pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

11. Wanita yang taat pada suaminya, maka semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selama dia taat kepada suaminya serta menjaga salat dan puasanya

12. Aisyah r.a berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita?” Jawab Rasulullah SAW “Suaminya.” ” Siapa pula berhak terhadap lelaki?” Jawab Rasulullah SAW, “Ibunya.”

13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta kepada suaminya, masuklah dia dari pintu surga mana saja yang dikehendaki.

14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia ke dalam surga terlebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).

15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

16. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah.

17. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

18. Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

19. Apabila semalaman seorang ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT.

Puasa Sunnah Di Bulan Rajab

Posted by Lathifatuz Zahroh Kamis, 17 Juni 2010, under | 0 komentar



Pada hari Senen tanggal 14 Juni 2010 kita memasuki bulan Rajab, sang waktu telah menghantarkan kita masuk pintu gerbang bulan Rajab. Bulan Rajab merupakan salah satu bulan yang sangat khusus dan istimewa karena merupakan bulannya Allah. Disamping itu ada beberapa keistimewaan lain yang ada pada bulan Rajab.
Selain bulan Ramadhan maka pada bulan Rajab ini juga memiliki banyak keistimewaan, antara lain mendapatkan Ridha, kemuliaan, pahala yang berlipat, permohonan akan dikabulkan serta akan diampuni segala dosan dan akan digantikan dengan amal kebaikan. Luar biasa memang, sekarang semua tergantung anda, apakah akan mengambil peluang ini, atau sakaratul maut akan datang lebih dahulu sebelum kita sempat menikamti keistimewaan ini.

Dalam salah satu Hadist, Kanjeng nabi Muhammad SAW telah bersabda, “Ketahuilah bahwa bulan Rajab itu adalah bulannya ALLAH, maka:


* Barang siapa yang berpuasa satu hari dalam bulan ini dengan ikhlas,
maka pasti ia mendapat keridhaan yang besar dari ALLAH SWT;

* Dan barang siapa berpuasa pada tgl 27 Rajab 1427/Isra Mi'raj ( 10
Juli 2010 ) akan mendapat pahala seperti 5 tahun berpuasa;

* Barang siapa yang berpuasa dua hari di bulan Rajab akan mendapat
kemuliaan di sisi ALLAH SWT;

* Barang siapa yang berpuasa tiga hari yaitu pada tgl 1, 2, dan 3 Rajab ( 14 , 15, 16 Juni 2010) maka ALLAH akan memberikan pahala seperti 900 tahun berpuasa dan menyelamatkannya dari bahaya dunia, dan siksa akhirat;

* Barang siapa berpuasa lima hari dalam bulan ini, insyaallah permintaannya akan dikabulkan;

* Barang siapa berpuasa tujuh hari dalam bulan ini, maka ditutupkan
tujuh pintu neraka Jahanam dan barang siapa berpuasa delapan hari maka akan dibukakan delapan pintu syurga;

* Barang siapa berpuasa lima belas hari dalam bulan ini, maka ALLAH
akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan menggantikan kesemua kejahatannya dengan kebaikan, dan barang siapa yang menambah (hari-hari puasa) maka ALLAH akan menambahkan pahalanya."

Selain keistimewaan yang telah disebutkan diatas maka pada bulan Rajab ini ternyata masih memiliki keistemewaan lainnya seperti yang di Sabdakan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut:

Pada malam Mi’raj, saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari madu, lebih sejuk dari air batu dan lebih harum dari minyak wangi, lalu saya bertanya pada Jibril a.s.: “Wahai Jibril untuk siapakah sungai ini?”

Maka berkata Jibrilb a.s.: “Ya Muhammad sungai ini adalah untuk orang yang membaca salawat untuk engkau dibulan Rajab ini”.

Dalam salah satu riwayat lainya menceritakan bahwa Tsauban tengah bercerita :


“Ketika kami berjalan bersama-sama Rasulullah SAW ke sebuah kubur, lalu Rasulullah berhenti dan beliau menangis dengan amat sedih, kemudian beliau berdoa kepada ALLAH SWT. Lalu saya bertanya kepada beliau:”Ya Rasulullah mengapakah engkau menangis?” Lalu beliau bersabda :”Wahai Tsauban, mereka itu sedang disiksa dalam kubur nya, dan saya berdoa kepada ALLAH, lalu ALLAH meringankan siksa atas mereka”.

Dan lalu beliau bersabda lagi: “Wahai Tsauban, kalau mereka ini mau
berpuasa satu hari dan beribadah satu malam saja di bulan Rajab niscaya mereka tidak akan disiksa di dalam kubur.”

Lalu Tsauban bertanya: “Ya Rasulullah, apakah hanya berpuasa satu hari dan beribadah satu malam dalam bulan Rajab sudah dapat mengelakkan dari siksa kubur?” Sabda beliau: “Wahai Tsauban, demi ALLAH dzat yang telah mengutus saya sebagai nabi, tiada seorang muslim lelaki dan perempuan yang berpuasa satu hari dan mengerjakan sholat malam sekali dalam bulan
Rajab dengan niat karena ALLAH, kecuali ALLAH mencatatkan baginya seperti berpuasa satu tahun dan mengerjakan sholat malam satu tahun.”

Dalam Sabda beliau yang lain, rasulullah mengatakan: “Sesungguhnya Rajab adalah bulan ALLAH, Sya’ban adalah bulan Aku dan bulan Ramadhan adalah bulan umatku”. “Semua manusia akan berada dalam keadaan lapar pada hari kiamat, kecuali para nabi, keluarga nabi dan orang-orang yang berpuasa pada bulan Rajab, Sya’ban dan bulan Ramadhan. Maka sesungguhnya mereka kenyang, serta tidak akan merasa lapar dan haus bagi mereka.”Demikian semoga para muslimin dan muslimat bias segera mengambil manfaat dri waktu yang disipakan oleh Allah untuk kehidupan kita. Keikhlasan untuk mejalankan perintahnya semoga merupakan puncak ibadah yang membahagiakan.





Mati!!! Sebuah Kepastian

Posted by Lathifatuz Zahroh Senin, 14 Juni 2010, under | 0 komentar

Ingat, suatu saat nafas ini akan diambil kembali Oleh pemiliknya, apakah bekal yg kita bisa bawa saat itu?

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.” Ibnu Umar berkata:

“Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.” (HR. Bukhori)


Sungguh Di Dunia ini kita ini Hanya Sementara & Akhirat Lah Tempat Yg Sebenarannya… Jgn Sia-Sia Kan Waktu Mu dengan Hal2 Yg Tidak Berguna Kesenangan Dunia, Fitnah bagi Umat Ini Kesenangan Dunia,Fitnah bagi Umat Ini Sebagaimana Allah berfirman:

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran: 14)

Dunia itu Terlaknat! Teman2, mari bersama kita renungkan hadits berikut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Dunia itu terlaknat dan segala yang terkandung di dalamnya pun terlaknat, kecuali orang yang berdzikir kepada Allah, yang melakukan ketaatan kepada-Nya, seorang ‘alim atau penuntut ilmu syar’i.

” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah. Dalam Shohihul Jami’, Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan).

Kaitkanlah Hatimu dengan Akhirat Saudaraku yg aku cintai, jangan jadikan hatimu terkait dengan dunia, jangan sampai dunia masuk ke dalam hatimu dan bercokol di dalamnya, teladanilah generasi terbaik umat ini, mereka menggenggam dunia, namun cukup sampai di situ dan tidak merasuk ke dalam hati. Maka jadilah mereka generasi yang mencurahkan segenap jiwa raganya untuk kehidupan akhirat, dunia sebatas di genggaman mereka sehingga mudah dilepaskan, mudah untuk diinfakkan di jalan Allah. Adapun kita wahai kaum muslimin, aina nahnu min haaulaai (di manakah kedudukan kita jika dibandingkan mereka)? Di mana?! Tentu sangat jauh dari mereka Oleh karena itu wajib bagi diriku dan dirimu untuk merenungi sekali lagi bahkan senantiasa merenungi apakah tujuan kita diciptakan di dunia ini. Sangat mengherankan jika seorang muslim telah mengetahui tujuan penciptaannya kemudian lalai dari hal tersebut, bukankah inilah puncak kedunguan?! Sekali lagi, mari kita senantiasa mengaitkan amalan kita dengan akhirat, jika anda seorang yang mempelajari ilmu dunia, maka niatkanlah untuk akhirat, niatkanlah bahwa dirimu dengan ilmu tersebut akan membantu kebangkitan kaum muslimin Jika anda seorang pengajar, dosen atau semisalnya, maka niatkanlah aktivitas mengajar anda untuk akhirat dan kebangkitan kaum muslimin, demikian juga seluruh profesi, maka niatkanlah untuk akhirat.

Delapan Kado Indah

Posted by Lathifatuz Zahroh Minggu, 13 Juni 2010, under | 0 komentar
Delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi.

KEHADIRAN
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir dihadapannya lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dengan berada di sampingnya, Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.

MENDENGAR
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian pada segala
ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya.
Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.

DIAM
Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, Diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang".
Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomel.

KEBEBASAN
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan
cinta. Makna kebebasan bukanlah "Kau bebas berbuat semaumu". Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

KEINDAHAN
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah kado yang indah. Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.


TANGGAPAN POSITIF
Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan
kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda.
Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.

KESEDIAAN MENGALAH
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi pertengkaran yang hebat. Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado "kesediaan mengalah". Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.

SENYUMAN
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliiling kita. Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi?

Jilbab Hati

Posted by Lathifatuz Zahroh Sabtu, 12 Juni 2010, under | 0 komentar
Ada seorang wanita yang dikenal taat beribadah. Ia kadang menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya. Ia tak mau berjilbab. Menutup auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum dan menjawab, "Insyaallah. Yang penting hati dulu yang berjilbab." Sudah banyak orang yang menanyakannya maupun menasehatinya. Tapi jawabannya tetap sama.

Hingga di suatu malam...

Ia bermimpi sedang di sebuah taman yang sangat indah. Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan bisa merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih hingga dasarnya kelihatan, melintas di pinngir taman. Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya. Ia tidak sendiri. Ada beberapa wanita disitu yang terlihat juga menikmati keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya sangat bersih, seakan-akan

memancarkan cahaya yang sangat lembut.

"Assalamualaikum, saudariku.."

"Wa alaikumsalam.. Selamat datang, saudariku."

"Terima kasih. Apakah ini surga?"

Wanita itu tersenyum.
"Tentu saja bukan, saudariku. ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga."

"Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini."

Wanita itu tersenyum lagi.
"Amalan apa yang bisa membuatmu kemari, saudariku?"

"Aku selalu menjaga waktu sholat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah."

"Alhamdulillah.."

Tiba-tiba jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka. Dan ia melihat beberapa wanita yang berada di taman mulai memasukinya satu persatu.

"Ayo, kita ikuti mereka." kata wanita itu sambil setengah berlari.

"Apa di balik pintu itu?" katanya sambil mengikuti wanita itu.

"Tentu saja surga, saudariku" larinya semakin cepat.

"Tunggu...tunggu aku.." ia berlari namun tetap tertinggal.

Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum padanya. Ia tetap tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari. Ia lalu berteriak, " Amalan apa yang telah kau lakukan hingga kau begitu ringan?"

"Sama denganmu, saudariku." jawab wanita itu sambil tersenyum.

Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu, "Amalan apalagi yang kau lakukan yang tidak kulakukan?"

Wanita itu menatapnya dan tersenyum. Lalu berkata, "Apakah kau tak memperhatikan dirimu apa yang membedakan dengan diriku?"

Ia sudah kehabisan napas, tak mampu lagi menjawab.

"Apakah kau mengira Rabbmu akan mengijinkanmu masuk ke surgaNya tanpa jilbab menutup auratmu?"

Tubuh wanita itu telah melewati pintu, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar, memandangnya dan berkata, "Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini. Maka kau tak akan pernah mendapatkan surga ini untuk dirimu. Cukuplah surga hanya sampai di hatimu karena niatmu adalah menghijabi hati."

Ia tertegun..lalu terbangun..beristighfar lalu mengambil air wudhu. Ia tunaikan sholat malam. Menangis dan menyesali perkataannya dulu..berjanji pada Allah sejak saat itu ia akan menutup auratnya.

Tentang Dosa Kecil yang menjadi Besar

Posted by Lathifatuz Zahroh , under | 0 komentar




Perlu diketahui bahwa dosa kecil dapat menjadi besar karena beberapa sebab, di antaranya:

1. Apabila dilakukan dengan konsisten dan terus menerus.
Oleh sebab itu dinyatakan oleh para ulama As-Salaf: “Tidak ada yang namanya dosa kecil apabila dilakukan dengan
terus-menerus. Dan tidak ada yang dinamakan dengan dosa besar, bila diiringi dengan taubat.”

2. Karena diremehkan.
Sesungguhnya perbuatan dosa itu apabila dianggap berat oleh seorang hamba, akan menjadi kecil di sisi Allah. Namun
sebaliknya apabila diremehkan, ia akan menjadi besar di sisi Allah. Karena anggapan sebuah dosa sebagai dosa yang
besar, berpangkal dari hati yang benci kepadanya dan berupaya menghindarinya.

3. Apabila seorang hamba merasa senang melakukannya.
Kegembiraan,kebanggaan, dan kelengahan seorang hamba terhadap dosa tersebut, menjadikannya sebagai dosa
besar. Ketika rasa senang kepada dosa kecil sudah mendominasi diri seseorang, maka menjadi besarlah dosa kecil
tersebut dan besar pula pengaruhnya untuk menghitamkan pada hatinya. Sampai-sampai ada pelaku dosa yang bangga
dan berbesar hati dengan dosanya, karena saking gembiranya dia dengan perbuatan doa tersebut. Misalnya seperti
orang yang berkata: “Tidak kamu mengetahui, bagaimana aku membuntuti si Fulanah dan berhasil melihatnya?” Atau
seperti perkataan seseorang usai berdebat: “Tidakkah kamu mengetahui bagaimana aku kemukakan segala
kejelekannya sehingga membuat dirinya malu? Dan bagaimana juga aku merendahkannya? Bagaimana aku
membuatnya kebingungan? Atau bisa juga seperti pernyataan seorang bisnisman: “Tidakkah kamu mengetahui,
bagaimana aku dapat menjual barang palsu kepadanya? Bagaimana aku menipunya? Bagaimana aku preteli hartanya?
Bagaimana aku membuatnya seperti orang bodoh?” Kesemua perbuatan itu bisa merubah dosa-dosa kecil menjadi
besar. Sesungguhnya dosa-dosa itu membinasakan! Apabila seorang hamba terjerumus kepada semua dosa-dosa itu,
syetan berhasil menggiringnya ke arah sana, maka hendaknya ia merasa bahwa dirinya berada di dalam musibah, dan
mengasihani dirinya sendiri, karena syetan berhasil mengalahkannya, dan karena dirinya semakin jauh dari Allah.

4. Apabila menyepelekan pengampunan Allah, merasa santai dan kurang perhatian.
Ia tidak sadar bahwa kesantaiannya itu karena Allah memang membiarkannya demikian agar semakin bertumpuk dosadosanya.
Ia justru beranggapan bahwa ia dapat berbuat maksiat karena Allah memang peluang. Itulah yang dinamakan
dengan “merasa aman” terhadap siksa Allah dan kebodohannya dengan tertipu oleh anggapannya terhadap Allah.
Sebagaimana difirmankan oleh Allah:

“Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri: 'Mengapa Allah tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita
katakan itu' Cukuplah bagi mereka naar Jahannam yang akan mereka masuki. Dan naar itu adalah seburuk-buruk
tempat kembali.” (Al-Mujadilah:8)

5. Apabila dosa itu dilakukan dengan terang-terangan.
Yakni apabila seseorang menyebut-nyebutnya setelah ia melakukannya, atau melakukannya di hadapan orang banyak.
Yang demikian itu adalah tindakan makarnya terhadap ampunan yang seharusnya dapat diberikan kepadanya. Selain
juga dapat mengundang hasrat orang lain yang mendengar atau melihatnya untuk ikut melakukan perbuatan dosa itu.
Jadilah dua macam dosa terkumpul menjadi satu sehingga konsekuensinya menjadi lebih berat. Jika masih ditambah
lagi dengan anjuran kepada orang lain dan ajakan untuk melakukannya, serta penyediaan sarana untuk melakukannya,
jadilah empat kejahatan dalam satu perbuatan. Urusannya pun menjadi semakin jelek.

Dalam hadits disebutkan:

“Setiap umatku dapat diampuni dosa-dosanya, kecuali orang yang mengekspos perbuatan dosanya. Contoh dari
mengekspos dosa adalah seorang lelaki yang berbuat dosa di malam hari, pagi harinya, Allah telah menutupi
perbuatannya itu agar tidak diketahui oleh orang lain. Namun ia justru berkata: 'Wahai Fulan, tadi malam aku melakukan
ini dan itu.' Di malam hari, hanya Allah yang mengetahui perbuatan dosanya, namun di pagi hari justru dia sendiri yang
menyiarkannya.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim)

Yang demikian itu karena di antara sifat Allah dan karunia-Nya adalah bahwa Dia ingin menampakkan yang baik-baik dan menyembunyikan yang buruk-buruk. Allah juga tidak akan menyingkap tabir keburukan. Maka menampakkan
keburukan, berarti kekufuran terhadap karunia kenikmatan Allah tersebut. Sebagian ulama berkata: “Janganlah kamu
berbuat dosa. Kalau kamu terpaksa berbuat dosa, janganlah kamu anjurkan orang lain melakukannya, yang
menyebabkanmu melakukan dua dosa sekaligus. Oleh sebab itu Allah berfirman:

“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan-perempuan, sebagian dari sebagian yang lain adalah sama, mereka
menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf.”(AT-Taubah :67)

Sebagian ulama As-Salaf berkata: “Tidak pernah seseorang itu melakukan pelanggaran kehormatan yang lebih besar
daripada menolong saudaranya melakukan maksiat dan mempermudah jalan maksiat itu kepadanya.

6. Apabila dilakukan oleh orang alim yang menjadi panutan.
Apabila ia melakukan dosanya itu dengan disaksikan orang lain, dosanya menjadi dosa besar. Seperti menggunjing
orang dengan lidahnya, atau berkata kasar dalam perdebatan, atau menyepelekan orang dengan sengaja, atau sibuk
mempelajari ilmu yang bertujuan hanya untuk mencari kedudukan, seperti ilmu retorika perdebatan. Kesemuanya itu
adalah dosa-dosa seorang alim yang cenderung ditiru orang lain. Ketika si alim meninggal dunia, kajahatannya tetap
bertebaran di muka bumi dalam jangka waktu yang panjang. Sungguh beruntung orang yang membawa mati segala
keburukannya.

Allah berfirman:

“Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan.” (Yasin:12)

Yang dimaksud dengan bekas-bekas yang mereka tinggalkan adalah pengaruh amal perbuatan yang masih terus ada
setelah perbuatan itu bahkan pelakunya sendiri sudah tidak ada lagi.


Sumber:
Dosa - Bahaya dan Pencegahannya oleh Muhammad b.Ahmad Rasyid Ahman, penerbit At-Tibyan halaman 50-55