Perempuan adalah tiang agama, sebagai seorang perempuan seolah kita mendapat sebuah tanggung jawab, karena dari perempuan lah generasi penerus akan dilahirkan dan dididik, entah madu atau racun yang akan di suguhkan nanti itu semua tergantung kita.
Perempuan yang mampu menyuguhkan madu buat keluarganya, tentunya bukan sembarang perempuan yang mampu melakukan. Perempuan tersebut pasti mempunyai iman yang kuat, tahu nilai-nilai kebajikan dan tabah menjalani segala cobaan hidup. Tidak gampang terpengaruh oleh kilaunya dunia serta mampu memahami arti kehidupan di dunia fana ini. Perempuan seperti ini tentunya tidak gampang terbujuk oleh bujuk rayu nafsu keduniawian, sikapnya sederhana dan menyejukan hati siapa saja yang berada bersamanya. Dengan demikian tak ada alasan bagi pengaruh jahat apapun yang akan berusaha menghancurkannya, karena tidak ada celah kekosongan dalam hatinya yang mampu disusupi oleh pengaruhi iblis manapun.
Makadari itu marilah kita para perempuan mulai belajar untuk menjadi perempuan yang sholehah yang mampu menyuguhkan madu untuk keluarga kita kelak, menjadi tiang yang kuat untuk agama kita, dan selamat di dunia dan akhirat.
Disini saya coba mengupas tentang tanda-tanda perempuan shalihah (ciri-ciri calon bidadari syurga) yang saya baca dari sebuah buku yang berjudul 111 Wasiat Rasulullah SAW Untuk Wanita Shalihah.
Di antara tanda-tanda dari perempuan yang shalihah (calon bidadari syurga) yaitu ketaatan kepada suaminya. Taat kepada suami medapat tempat kedua setelah taat terhadap perintah Allah SWT. Bahkan ketaatan kepada Allah itu di ukur sejauh mana kita dapat melaksanakan kewajiban terhadap suami.
Rasulullah SAW bersabda:
" Sesungguhnya seorang istri belum dapat dikatakan telah menunaikan kewajibannya terhadap Allah sehingga ia telah menunaikan kewajibannya terhadap suaminya seutuhnya. Dan jika suaminya memerlukannya, sedangkan pada waktu itu dia sedang berada di atas kendaraan, maka tidak boleh ia menolaknya."(H.R Thabrani)
Dalam hadits yang lain juga dijelaskan, bahwa siapa saja istri yang dengan penuh keikhlasan dalam melaksanakan tugasnya sebagai istri, serta beriman kepada Allah, maka ia berhak memperoleh balasan syurga.
Rasulullah SAW bersabda:
"Jika seorang istri itu telah menunaikan shalat lima waktu,berpuasa di bulan ramadhan, dan menjaga kemaluannya dari mengerjakan perbuatan haram dan dia taat kepada suaminya, maka akan di persilahkan ia masuk ke Syurga dari pintu manapun yang ia kehendaki" (H.R Ahmad dan Thabrani)
Dalam hadits yang lain juga di jelaskan:
"Apabila seorang istri meninggal dunia dan suaminya Ridha kepadanya, maka ia akan masuk syurga." (H.R Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Maksud dari hadits tersebut adalah jika seorang istri yang meninggal dunia, dan ketika hidupnya tidak pernah mengecewakan suaminya, maka ketika ia meninggal dunia, akan memperoleh balasan syurga. Akan tetapi bagi para istri yang selama hidupnya tidak melaksanakan tugasnya dengan baik berdasarkan perintah Allah, maka ia akan memperoleh kehinaan di sisi Allah SWT.
Dalam sebuah riwayat di terangkan : Sesungguhnya pernah terjadi di Zaman Rasulullah SAW seorang suami pergi berperang meninggalkan istrinya. Pada saat hendak meninggalkan rumah dia pesan kepada istrinya."Janganlah kamu meninggalkan rumah sampai aku pulang dari berperang." Pada saat sang suami belum pulang, Ibu si istri sakit.dia tak tahu harus berbuat apa? lalu dia mengutus seseorang untuk bertanya kepada Rasulullah agar ia di beri izin untuk menjenguk ibuya. Jawab Rasulullah "Tunggulah suamimu datang,janganlah keluar rumah tanpa seizinnya" Akhirnya Ibu sang istri meninggal dunia. Lalu sang istri mengutus lagi seseorang kepada Rasulullah untuk memintakan izin melihat ibunya. Lalu Rasulullah menjawab "Tunggulah sampai suamimu pulang." Meskipun sulit baginya tapi Sang istri mentaati perintah suami dan juga Rasulullah.
Rasulullah SAW mengutus seseorang kepada sang istri tsb untuk memberitahu bahwa Allah SWT telah mengampuni dosa orangtuanya (Ibu) karena ketaatannya kepada suami.
Jadi seorang perempuan yang sholehah adalah perempuan yang mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Maksudnya, jika kita sudah bersuami maka yang paling berhak atas diri kita adalah suami kita, melebihi orang tua dan keluarga kita yang lain.
Perempuan yang mampu menyuguhkan madu buat keluarganya, tentunya bukan sembarang perempuan yang mampu melakukan. Perempuan tersebut pasti mempunyai iman yang kuat, tahu nilai-nilai kebajikan dan tabah menjalani segala cobaan hidup. Tidak gampang terpengaruh oleh kilaunya dunia serta mampu memahami arti kehidupan di dunia fana ini. Perempuan seperti ini tentunya tidak gampang terbujuk oleh bujuk rayu nafsu keduniawian, sikapnya sederhana dan menyejukan hati siapa saja yang berada bersamanya. Dengan demikian tak ada alasan bagi pengaruh jahat apapun yang akan berusaha menghancurkannya, karena tidak ada celah kekosongan dalam hatinya yang mampu disusupi oleh pengaruhi iblis manapun.
Makadari itu marilah kita para perempuan mulai belajar untuk menjadi perempuan yang sholehah yang mampu menyuguhkan madu untuk keluarga kita kelak, menjadi tiang yang kuat untuk agama kita, dan selamat di dunia dan akhirat.
Disini saya coba mengupas tentang tanda-tanda perempuan shalihah (ciri-ciri calon bidadari syurga) yang saya baca dari sebuah buku yang berjudul 111 Wasiat Rasulullah SAW Untuk Wanita Shalihah.
Di antara tanda-tanda dari perempuan yang shalihah (calon bidadari syurga) yaitu ketaatan kepada suaminya. Taat kepada suami medapat tempat kedua setelah taat terhadap perintah Allah SWT. Bahkan ketaatan kepada Allah itu di ukur sejauh mana kita dapat melaksanakan kewajiban terhadap suami.
Rasulullah SAW bersabda:
" Sesungguhnya seorang istri belum dapat dikatakan telah menunaikan kewajibannya terhadap Allah sehingga ia telah menunaikan kewajibannya terhadap suaminya seutuhnya. Dan jika suaminya memerlukannya, sedangkan pada waktu itu dia sedang berada di atas kendaraan, maka tidak boleh ia menolaknya."(H.R Thabrani)
Dalam hadits yang lain juga dijelaskan, bahwa siapa saja istri yang dengan penuh keikhlasan dalam melaksanakan tugasnya sebagai istri, serta beriman kepada Allah, maka ia berhak memperoleh balasan syurga.
Rasulullah SAW bersabda:
"Jika seorang istri itu telah menunaikan shalat lima waktu,berpuasa di bulan ramadhan, dan menjaga kemaluannya dari mengerjakan perbuatan haram dan dia taat kepada suaminya, maka akan di persilahkan ia masuk ke Syurga dari pintu manapun yang ia kehendaki" (H.R Ahmad dan Thabrani)
Dalam hadits yang lain juga di jelaskan:
"Apabila seorang istri meninggal dunia dan suaminya Ridha kepadanya, maka ia akan masuk syurga." (H.R Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Maksud dari hadits tersebut adalah jika seorang istri yang meninggal dunia, dan ketika hidupnya tidak pernah mengecewakan suaminya, maka ketika ia meninggal dunia, akan memperoleh balasan syurga. Akan tetapi bagi para istri yang selama hidupnya tidak melaksanakan tugasnya dengan baik berdasarkan perintah Allah, maka ia akan memperoleh kehinaan di sisi Allah SWT.
Dalam sebuah riwayat di terangkan : Sesungguhnya pernah terjadi di Zaman Rasulullah SAW seorang suami pergi berperang meninggalkan istrinya. Pada saat hendak meninggalkan rumah dia pesan kepada istrinya."Janganlah kamu meninggalkan rumah sampai aku pulang dari berperang." Pada saat sang suami belum pulang, Ibu si istri sakit.dia tak tahu harus berbuat apa? lalu dia mengutus seseorang untuk bertanya kepada Rasulullah agar ia di beri izin untuk menjenguk ibuya. Jawab Rasulullah "Tunggulah suamimu datang,janganlah keluar rumah tanpa seizinnya" Akhirnya Ibu sang istri meninggal dunia. Lalu sang istri mengutus lagi seseorang kepada Rasulullah untuk memintakan izin melihat ibunya. Lalu Rasulullah menjawab "Tunggulah sampai suamimu pulang." Meskipun sulit baginya tapi Sang istri mentaati perintah suami dan juga Rasulullah.
Rasulullah SAW mengutus seseorang kepada sang istri tsb untuk memberitahu bahwa Allah SWT telah mengampuni dosa orangtuanya (Ibu) karena ketaatannya kepada suami.
Jadi seorang perempuan yang sholehah adalah perempuan yang mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Maksudnya, jika kita sudah bersuami maka yang paling berhak atas diri kita adalah suami kita, melebihi orang tua dan keluarga kita yang lain.
One Response to "Taat Kepada Suami"