Cinta Tak Harus Berbentuk Bunga

Posted by Lathifatuz Zahroh Selasa, 24 November 2009, under | 0 komentar

Sebuah kisah sederhana,tapi bagi saya cerita ini cukup menyentuh...cerita ini saya ambil dari milis Air Putih,sebuah cerita yang mengajarkan kita bahwa terkadang perbedaan pendapat dan harapan dapat menyebabkan lunturnya rasa cinta di hati...

Sepasang suami-istri ini sudah dua tahun menikah dengan masa tiga tahun perkenalan,sang istri hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa dan sang suami adalah seorang insinyur yang sentiasa sibuk dengan pekerjaannya.Sang istri mecintai suaminya karena baginya dia memiliki sifat yang alami dan sangat menyukai perasaan hangat yang muncul ketika bersandar di bahunya yang bidang.Tetapi entah mengapa sang istri mulai mengakui bahwa dia mula merasa lelah,alasan-alasan yang membuatnya jatuh cinta kepada suaminya dulu tiba-tiba berubah menjadi sesuatu yang sangat menjemukan.

Sang istri seorang yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus. dia selalu merindukan saat-saat romantis layaknya anak yang menginginkan permen.Akan tetapi itu semua tak pernah ia dapatkan.

Suaminya jauh berbeda dari apa yang ia harapkan. Rasa sensitifnya kurang.Bahkan terkesan tak mampu menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahannya sehingga mementahkan semua harapan akan sebuah cinta yang ideal.

Suatu hari,sang istri mengatakan keputusan kepada suaminya,bahwa ia menginginkan perceraian..entah keberanian darimana sehingga ia mampu mengatakan itu.

"Mengapa?",sang suami bertanya dengan terkejut...
"Saya lelah.kamu tidak pernah bisa memberikan cinta seperti apa yang saya inginkan.."

Sang suami terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya,tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu,padahal tidak.

Kekecewaan sang istri semakin bertambah,karena ia rasa suaminya termasuk seorang pria yang tidak dapat mengekspresikan perasaannya,tak ada lagi yang ia harapkan darinya.
Dan akhirnya sang suami bertanya padanya "Apa yang dapat saya lakukan untuk mengubah pikiran kamu??"
sang istri menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan,"Saya mempunyai sebuah pertanyaan,jika kamu dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya,saya akan merubah pikiran saya."
"Apa itu??" tanya sang suami..
"Seandainya,saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu,kamu akan mati.Apakah kamu akan melakukannya untuk saya??"

Sang suami hanya termenung...suasana tiba-tiba hening,dan akhirnya berkata "saya akan jawab pertanyaan ini esok."
Sang istri begitu gundah mendengar responnya,entah jawaban apa yang akan ia berikan...

Keesokan paginya ,sang suami tidak ada dirumah,dan sang istri hanya menemukan selembar kertas dengan coretan-coretan tangan dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat di meja kerjanya.Kertas itu bertuliskan:

Sayang,saya tidak akan mengambil bunga itu untuk kamu,tetapi ijinkan saya menjelaskan alasannya "Kalimat pertama itu menghancurkan hati sang istri,tetapi ia tetap melanjutkan untuk membacanya..

"Kamu bisa mengetik di komputer tetapi selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya hanya bisa menangis di depan monitor tanpa tau harus berbuat apa?? Dan saya harus memberikan jari-jari saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya"

"Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah,dan saya harus memberikan kaki saya untuk mendobrak pintu agar bisa membukakan pintu untukmu.."

"Kamu suka jalan-jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi,saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu."

"Kamu selalu pegal-pegal pada waktu teman baikmu datang setiap bulannya,dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal."

"Kamu senang diam di rumah, saya selalu khawatir kamu akan merasa bosan.Dan saya selalu membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami."

"Kamu selalu menatap komputermu,membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu,saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti,saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu."

"Tanganku akan memegang tanganmu,membimbingmu menelusuri pantai,menikmati matahari pagi dan pasir yang indah.Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu."

"Tetapi sayangku..saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati.Karena,saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku."

"Sayangku...saya tau,ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari saya mencintaimu."
"Untuk itu sayang...jika semua yang telah diberikan tanganku,kakiku,mataku tidak cukup bagimu,saya tidak bisa menahan dirimu mencari tangan,kaki,dan mata lain yang dapat membahagiakanmu."

Air mata tak terbendung lagi,tetesannya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur,Namun sang istri tetap berusaha membacanya....

"Dan sekarang sayangku..kamu telah selesai membaca jawaban saya.Jika kamu puas dengan semua jawaban ini,dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini,tolong bukakan pintu rumah kita,saya sekarang berdiri disana menanti jawabanmu."
"Jika kamu tidak puas sayangku...biarkan saya masuk untuk membereskan barang-barangku,dan saya tidak akan mempersulit hidupmu.Percayalah...bahagiaku bila kau bahagia."


Sang istri segera berlari membuka pintu dan melihat suaminya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaannya...
Kini dia sadar bahwa tidak ada orang yang pernah mencintainya lebih dari ia mencintai dirinya sendiri kecuali suaminya sendiri.

Itulah cinta,di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-ansur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan,maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya...

Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu...

Karena Cinta tidak selalu harus berwujud bunga....




Lihat Kartu Ucapan Lainnya
(KapanLagi.com)












One Response to "Cinta Tak Harus Berbentuk Bunga"